Abdullah Aminudin, Generasi Z Santri Harus Kuasai IT dan Bisnis Halal

H. Abdullah Aminudin memaparkan pentingnya literasi digital bagi santri dalam sarasehan GP Ansor Cepu, Sabtu (25102025)

Politikus dari kalansantri H. Abdullah Aminudin menyerukan agar santri generasi Z tak hanya piawai mengaji, tetapi juga tangguh menghadapi era Industri 4.0 dengan penguasaan teknologi dan pengembangan bisnis halal. Pesan itu disampaikan dalam sarasehan Gerakan Pemuda Ansor PAC Cepu di pendapa Kecamatan Cepu, Sabtu (25/10/2025).


Pesantren Tak Luput dari Revolusi Industri 4.0.

Era digital tak lagi bisa dihindari. Menurut H. Abdullah Aminudin, dunia saat ini sedang berada di pusaran Revolusi Industri 4.0, di mana kecerdasan buatan, otomatisasi, dan konektivitas digital menjadi kunci kemajuan. Karena itu, santri harus ikut beradaptasi agar tidak tertinggal.

“Saya pernah berkunjung ke Jepang dan Cina. Di sana hampir semua layanan sudah berbasis robot dan digital. Tapi kalau bicara nilai kedisiplinan dan etos kerja, pesantren kita tak kalah. Tinggal ditambah kemampuan IT dan semangat wirausaha,” ujar Mas Amin, anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah dari Fraksi PKB.

Menurutnya, pondok pesantren adalah model pendidikan paling efektif di Indonesia karena menanamkan ilmu, akhlak, dan kemandirian secara bersamaan. Namun, untuk bertahan di era modern, pesantren perlu memperluas perannya sebagai pusat industri dan inovasi ekonomi umat.

“Bayangkan kalau tiap pesantren punya unit usaha sendiri, mulai dari sabun, makanan halal, sampai pembalut wanita sesuai kaidah fikih. Pesantren jadi mandiri, santri belajar ekonomi riil, dan perputaran uangnya tetap dalam ekosistem umat,” jelas Mas Amin.

Keagamaan, Teknologi dan Manajemen Usaha 

Ia menambahkan, santri generasi Z harus mampu menggabungkan soft skill keagamaan dengan hard skill teknologi dan manajemen usaha. Dengan begitu, mereka bisa mengambil peran aktif dalam ekonomi digital—mulai dari bisnis halal berbasis e-commerce, pertanian digital, hingga industri kreatif pesantren.

Sebagai wakil rakyat, Mas Amin berkomitmen memfasilitasi kolaborasi antarpondok pesantren dan membuka akses program pelatihan IT serta kewirausahaan. “Ini bagian dari jihad kemandirian ekonomi. Santri masa kini harus jadi pelaku, bukan sekadar penonton,” tegasnya.

Moderator acara, Sugeng Priyanto, menutup sarasehan dengan mengingatkan bahwa kecakapan digital harus tetap berpadu dengan adab santri. “Teknologi boleh maju, tapi yang membuat pesantren tetap unggul adalah adab dan keikhlasan,” ujarnya.


Jihad Intelektual dan Ekonomi

Sarasehan GP Ansor Cepu ini dihadiri ratusan kader Ansor dari Cepu, Kedungtuban, dan Sambong serta para santri dari berbagai pondok pesantren. Tema yang diangkat tak lepas dari peringatan Hari Santri dan refleksi Resolusi Jihad 1945, yang kini dimaknai sebagai Jihad Intelektual dan Ekonomi di era modern.