Rumah Kalkun Blora, Kuliner Sehat Jadi Magnet Wisata di Jalur Waduk Greneng
Kuliner Unik, Lokasi Strategis
Bayangkan habis berwisata di Waduk Greneng, udara sejuk, perut mulai lapar. Di jalur pulang, ada aroma sate kalkun yang menggoda dari arah Rumah Kalkun Blora. Lokasinya di Dukuh Gunungrowo, Desa Sambongrejo, sangat mudah dijangkau karena berada persis di pinggir jalan raya.
Kombinasi lokasi wisata dan kuliner khas ini menjadikan Rumah Kalkun Blora punya nilai lebih. Tidak hanya tempat makan, tapi juga destinasi kuliner wisata.
Menu Andalannya Kalkun yang Berkelas
Umi Basyaroh menghadirkan menu unik diantaranya :
-
Sate kalkun – potongan besar, empuk, dan lebih sehat daripada sate kambing.
-
Rica-rica kalkun – pedas menggugah selera, cocok untuk penggemar masakan Jawa.
-
Kalkun bakar – legit, beraroma asap khas, jadi favorit keluarga.
Selain kalkun, ada juga menu kambing peliharaan sendiri yang tak kalah menggoda. Jadi, siapa pun yang mampir bisa memilih sesuai selera.
Magnet Wisata Kuliner Tunjungan
Banyak pengunjung datang bukan hanya untuk makan, tapi juga untuk pengalaman kuliner baru. Turis lokal maupun luar daerah seperti Demak, Rembang, hingga Semarang mampir khusus mencicipi. Bahkan, ada yang memesan seekor kalkun utuh untuk acara.
Ini artinya, Rumah Kalkun Blora sudah punya daya tarik lebih dari sekadar warung makan — tapi jadi magnet wisata kuliner.
Hitam Putih Sebagai Usaha Kuliner
-
Hitam : Daging kalkun masih asing di lidah masyarakat Blora, sehingga perlu edukasi agar orang berani mencoba. Pandemi Covid-19 juga sempat menghantam omzet hingga turun drastis.
-
Putih : Justru keunikan ini yang membuat Rumah Kalkun jadi satu-satunya ikon kuliner berbeda di Blora. Lokasinya dekat Waduk Greneng menambah daya tarik.
Inspirasi Bagi Warga Cepu Raya
Kisah Umi Basyaroh adalah pelajaran bagi Warga Cepu Raya bahwa usaha kuliner harus punya ciri khas. Dengan modal inovasi dan keberanian, sesuatu yang dianggap asing bisa jadi daya tarik.
Rumah Kalkun Blora kini bukan hanya warung, tapi ikon kuliner sehat di jalur wisata Blora. Dari sini, masyarakat belajar bahwa peluang bisa lahir dari kreativitas, bukan sekadar ikut-ikutan.
.jpg)