Sejarah Cepu Raya, Dari Arya Penangsang Hingga Kota Minyak

Sejarah Cepu Raya dari era Arya Penangsang hingga berkembang jadi kota minyak. Warisan budaya, ekonomi, dan identitas warga Cepu Blora.

Cepu Raya tak sebatas nama sebuah wilayah di ujung timur Kabupaten Blora. Di balik istilah itu tersimpan cerita panjang, yaitu mulai dari jejak kepahlawanan Arya Penangsang, masuknya kolonial Belanda, hingga lahirnya identitas Cepu sebagai kota minyak. Semua itu membentuk karakter masyarakat Cepu Raya hari ini.


Jejak Arya Penangsang dalam Identitas Cepu

Bicara tentang Cepu Raya, sulit melepaskan dari nama besar Arya Penangsang. Ia adalah Adipati (Bupati dari kalangan keturunan Raja Jawa) Jipang pada abad ke-16, yang dikenal berani, keras kepala, sekaligus punya kharisma kepemimpinan. Dalam berbagai babad Jawa, Arya Penangsang digambarkan sebagai sosok kontroversial yang melawan Kesultanan Pajang.

Meskipun kalah dan akhirnya dinyatakan gugur, keberanian Arya Penangsang meninggalkan warisan jiwa perlawanan dan kemandirian. Spirit itulah yang masih terasa dalam karakter masyarakat Cepu Raya, tegas, berani bersuara, tapi juga teguh menjaga harga diri.


Periode Kolonial dan Lahirnya Kota Minyak

Lompatan besar dalam sejarah Cepu terjadi saat Belanda menemukan cadangan minyak di kawasan ini pada akhir abad ke-19. Tahun 1893, sumur minyak pertama mulai dibor di Ledok dan sekitarnya. Cepu pun berubah dari kota kecil menjadi pusat industri energi.

Bahkan hingga kini, sumur minyak tua di Wonocolo dan Ledok masih menjadi saksi sejarah. Metode pengeboran manual dengan kayu dan katrol sederhana masih bertahan, seolah mesin waktu yang membawa kita kembali ke masa lalu.

Identitas Cepu sebagai “kota minyak” inilah yang membuatnya terkenal, tak hanya di Blora, tapi juga di kancah nasional.


Budaya dan Tradisi Cepu Raya

Selain minyak, Cepu Raya juga kaya budaya. Tradisi sedekah bumi, manganan, dan kesenian barongan menjadi perekat sosial. Warga percaya, tradisi tak hanya aktivitas ritual, namun cara menjaga harmoni antara manusia, alam, dan leluhur.

Tak heran kalau setiap perayaan adat selalu ramai, dari desa sampai kota. Tradisi ini membuat masyarakat Cepu Raya tetap punya akar kuat, meski modernisasi semakin cepat.


Dari Jati ke Ekonomi UMKM

Selain minyak, kayu jati juga menjadi komoditas penting Cepu Raya. Hutan-hutan jati Perhutani di sekitar Blora adalah salah satu yang terbaik di Indonesia. Dari kayu inilah lahir industri mebel, ukiran, hingga kerajinan rumah tangga.

Kini, generasi muda mulai mengembangkan sektor lain, yaitu, UMKM kreatif, batik Cepu, kuliner khas, hingga produk digital. Semua ini membuka jalan agar Cepu Raya tidak hanya dikenal karena minyak dan kayu, tetapi juga sebagai pusat inovasi lokal.


Warisan untuk Generasi Muda

Sejarah Cepu Raya adalah cerita tentang perlawanan, sumber daya alam, dan budaya. Dari Arya Penangsang hingga minyak, dari jati hingga kuliner, semua melekat jadi identitas.

Kini giliran generasi muda Cepu Raya untuk melanjutkan cerita ini. Tidak hanya dengan mengenang masa lalu, tapi juga dengan menciptakan masa depan.